Zona 8. Semua Anak Adalah Bintang. Hari ke-10. Kertas Misteri

Hari ke sepuluh.

Hari ini, sudah H-3 bulan Ramadhan. Saya mengajak Aisyah untuk membuat hiasan ramadhan di rumah. Kami membuat lentera yang ditempel di atap. Karena aktivitas ini menggunting pola dan menempel yang butuh ketelitian dan kesabaran ekstra, jadi kali ini Aisyah lebih banyak mengamati. Tidak apa-apa, yang terpenting Aisyah ikut merasakan nuansa kami menyambut ramadhan di rumah dengan suka cita. "Ramadhan tiba.. ramadhan tiba.." seru Aisyah beberapa kali sambil bernyanyi mengiringi aktivitas pagi ini. 

Zona 8. Semua Anak Adalah Bintang. Hari ke-9. Bermain Eva Mat seru juga lho!

Hari ke sembilan.

Sudah lama juga rasa-rasanya Aisyah tidak bermain khusus yang berkaitan dengan motorik kasarnya. Ya, paling aktivitas sehari-hari berlari-larian dan lelumpatan di halaman.

Hari ini, mendadak keidean untuk mengajak Aisyah mencoba untuk berjalan mengikuti jalur. Udah bisa belum ya? Sempat bingung juga buat jalurnya pake tali? atau pake lakban? hmm.. lalu melihat setumpuk eva mat di laci mainan Aisyah. Yahaa,, pakai evamat sajalah. Lumayan, pura-puranya evamat itu jembatan yang harus dilalui Aisyah. wkwkk

Zona 8. Semua Anak Adalah Bintang. Hari ke-8.

Hari ke delapan.

"Mama, Aisyah mau main donat-donat." pekik Aisyah pagi hari. Namanya anak, bahkan bangun tidur belum mandi yang terpikir adalah main. Benar adanya ya dunia anak dari bangun tidur dan tidur lagi adalah 'Main'.

Zona 8. Semua Anak Adalah Bintang. Hari ke-7. Mengupas Telur Bersama!

Hari Ke Tujuh.

Waah, hari ini, Aisyah lumayan lama bermain dengan saudara sepupunya "Aiz (7 th) dan Uiz (3 th)". Pagi hari, Aisyah bersama Uiz mengisi buku playtime Animal Series bersama Uiz. Seperti biasa, Aisyah suka sekali corat coret pakai spidolnya. Ini merupakan aktivitas yang sudah berulang-ulang dilakukan, dan terlihat progresnya. Mulai dari tidak bisa membuat garis, Aisyah sedikit demi sedikit bisa menulis mengikuti garis. Membuat garis lurus, lengkung, mengikuti garis naik turun, dan lingkaran. 

Zona 8. Semua Anak Adalah Bintang. Hari ke-6. Membuat Tentakel Gurita dari Playdough

Hari ke enam

Hari ini, Aisyah masih meminta bermain playdough. Baiklah, masih ada playdough yang sebelumnya sudah dibuat. hanya saja teksturnya agak kering. Tinggal ditambah sedikit air kemudian diuleni lagi dan playdough siap untuk dimainkan lagi.

Zona 8. Semua Anak Adalah Bintang. Hari ke-5. Penguin Kapas

Hari kelima.

Aisyah sedang suka sekali dengan penguin. Kalau lihat gambar penguin dia langsung excited. Pernah beberapa waktu yang lalu, Aisyah saya ajak bermain menempel bulu-bulu penguin dengan kapas. Jadi, saya cetak gambar penguin, dan Aisyah menempel kapas di badannya juga mata dan paruhnya. Dia senang sekali karena melihat gambar penguin. Hihihi.

Zona 8. Semua Anak Adalah Bintang. Hari ke-4. Bermain Playdough

Hari ke tiga.

"Mama, mau main peyedoh (baca: play dough)" kata Aisyah di siang menjelang sore hari. Sebenarnya memang beberapa hari kemarin dia sudah meminta bermain playdough, cuma entah karena apa akhirnya belum jadi membuat playdough. Dan, baiklah, hari ini kita akan membuat homemade playdough.

Zona 8. Semua Anak Adalah Bintang. Hari ke-3. Melihat Rumah Semut

Hari ke-3. 

Hari ini, ayah Aisyah bersama kedua kakaknya pergi lagi mengantar Akung untuk kontrol ke Rumah Sakit. Karena kakaknya juga ikut mengantar, jadi anak-anaknya ditinggal di sini. Rumah jadi ramai saudara-saudara sepupu Aisyah. Seperti biasa, Aisyah kalau mendengar suara-suara keramaian dia akan melipir sendiri mencari tempat yang tenang. hehehe. Untuk hal yang satu ini saya masih terus mengobservasi bagaimana perkembangannya. Apakah mungkin karena memang usianya yang masih egosentris jadi belum bisa banyak bersosialisasi ataukah memang ini salah satu kelemahannya. 

Zona 8. Semua Anak Adalah Bintang. Hari ke-2.

Hari kedua. 
Hari ini Akung Aisyah masih sakit, doakan ya sahabat agar Akung Aisyah lekas sembuh kembali. Ayah Aisyah bersama kedua kakaknya mengantar akung hari ini ke rumah sakit. Apapun yang sedang kita hadapi saat ini, fokus yang terbagi-bagi, tetap semangat untuk terus membersamai tumbuh kembang anak kita ya.. Aamiin..

Zona 8. Semua Anak Adalah Bintang. Hari ke-1

Bismillahirrohmaanirrohiim..

Hwaaaa.. sampai juga di zona terakhir di Pantai Bentang Petualang Bunda Sayang. Di Zona terakhir ini, materinya sungguh wow "Semua Anak Adalah Bintang". Di zona ini, saya seolah diajak untuk mengenal anak lebih dalam. Berikhtyar untuk mengetahui apa yang membuat dia antuasias dan apa yang tidak. Hingga akhirnya bisa membantu anak untuk menemukan apa kekuatannya. 

Zona 7. Pendidikan Seksualitas. Hari ke-10. Pemahaman Perbedaan Gender

Jadi ingat sebuah obrolan dengan suami beberapa waktu lalu tentang gender di luar negeri yang tidak hanya laki-laki dan perempuan. Dan bukan hanya lesbian atau homo juga, banyak sekali macamnya. Ada yang laki-laki tapi tidak tertarik dengan perempuan tapi bukan homo juga. Ah, entahlah, makin aneh saja dunia ini pikir saya.

Zona 7. Pendidikan Seksualitas. hari ke-9. Pendidikan Seksualitas Sejak Dini

 Tahu ngga sih, ternyata tidur terpisah dari orang tua dan saudara itu termasuk dalam salah satu pendidikan seksualitas pada anak. Kenapa begitu?

Zona 7. Pendidikan Seksualitas. Hari ke-8. Peran Ayah dalam Pengasuhan untuk Pendidikan Seksualitas

 Fenomena saat ini yang banyak terjadi, hilangnya sosok ayah dalam pendidikan anak. Ayah biasanya dikenalkan sebagai sosok yang hanya berperan sebagai pemenuhan kebutuhan ekonomi dalam keluarga. Sedangkan pendidikan anak diserahkan sepenuhnya pada ibu. Jadi, ya, ayah hanya sibuk bekerja dan bekerja. Anak pun tidak memiliki kedekatan secara emosional dengan ayahnya. Seperti menjadi yatim padahal sosoknya ada.

Zona 7. Pendidikan Seksualitas. Hari ke-7. Peran Orang tua dalam Keseimbangan Akil dan Baligh pada Anak

 Kita pasti sudah sering mendengar Akil dan Baligh ya..? Akil dan baligh ini memiliki arti yang berbeda ya.. Akil sendiri berarti berakal, memahami dan mengetahui. Artinya seorang anak sudah mencapai kedewasaan dalam berpikir. Sedangkan baligh adalah kondisi dimana seorang mencapai usia tertentu yang sudah dewasa, ditandai dengan kematangan organ biologisnya. Nah, seringnya, yang sekaligus menjadi tantangan saat ini adalah tidak seimbangnya Akil dan Baligh. Anak tumbuh menuju Akil dan baligh tidak secara bersamaan. Lebih cepat baligh dari pada Akil. 

Zona 7. Pendidikan Seksualitas pada Anak. Hari ke-6. Tahapan Pengenalan Seksualitas Pada Anak.

Pada bahasan sebelumnya, sudah dibahas beberapa eksploitasi seksual yang mungkin terjadi pada anak  melalui aktivitas media digital. Ngeri ya? sangat.. Lalu, apa yang bisa kita lakukan sebagai orang tua untuk membentengi anak-anak kita? Yuk Ayah Bunda, saatnya kita mulai mengambil peran utama dalam pendidikan seksual anak. Jangan sampai, kelalaian kita dalam pendidikan ini, anak-anak malah mendapatkan pengetahuan tentang seksual dari sumber-sumber yang tidak baik yang justru akan menjerumuskan anak.

Zona 7. Pendidikan Seksualitas. Hari ke-5. Pengaruh Media Digital Terhadap Pemahaman Anak

Berbicara soal media digital atau gadget ini tidak ada habisnya ya. Di zaman Internet of Thing ini, membuat anak dengan mudahnya untuk mengakses internet kapan pun dan dimana pun. Berkaitan dengan seksualitas, kita sudah tidak asing yaa keterkaitan ini dengan media digital, bahkan mungkin anak-anak mengetahui seksualitas justru dari media digital.

Zona 7. Pendidikan Seksualitas. Hari ke-4. Pembagian Peran Ayah dan Bunda

Haii ayah bunda, setelah mengenal fitrah seksualitas dan tahapan perkembangannya di tiap usia anak, selanjutnya, kira-kira seperti apa ya pembagian peran ayah dan bunda dalam pengasuhan seperti apa yaa, khususnya untuk perkembangan seksualitasnya.

Nih, untuk para ayah, perannya meliputi

  1. Penanggung jawab pendidikan

  2. Man of vision and mission

  3. Sang ego dan individualitas

  4. Pembangun sistem berpikir

  5. Supplier maskulinitas

  6. Penegak profesionalisme

  7. Konsultan pendidikan

  8. The person of “tega”

Untuk para bunda :

  1. Pelaksana harian pendidikan

  2. Person of love and sincerity

  3. Sang harmoni dan sinergi

  4. Pemilik moralitas dan nurani

  5. Supplier femininitas

  6. Pembangun hati dan rasa

  7. Berbasis pengorbanan

  8. Sang “pembasuh luka”

Pembagian peran ini sangat penting ya ayah bunda. Karena orang tua adalah contoh role model nyata yang ada di hadapan anak yang bisa dilihat. Seperti apa dan bagaimana menjadi seorang laki-laki dan perempuan, anak-anak mengamati langsung dari ayah bundanya. 

Lalu, bagaimana untuk anak jika sosok ayah atau bunda tidak ada? Maka, perlu bagi bunda atau ayah menghadirkan sosok itu melalui orang lain atau anggota keluarga yang lain, seperti pamannya atau kakeknya. 

Bismillah.. semoga kita sebagai orang tua mampu menjalankan masing-masing peran kita dengan optimal, sehingga perkembangan anak pun optimal tidak terjadi penyimpangan.

Zona 7. Pendidikan Seksualitas. Hari ke-3. Tahapan Pendidikan Fitrah Seksualitas pada Anak.

 Bismillahirrohmaanirrohiim..

Kita lanjutkan lagi yuk pembahasan tentang peran orang tua terhadap perkembangan Fitrah Seksualitas anak ini. 

Cuss..

Tahu ngga sih teman-teman, dikutip dari Buku Fitrah Based Education karya Ustadz Harry Santosa, bahwa ternyata pendidikan Fitrah Seksualitas ini, ada tahapan-tahapannya lho setiap jenjang usianya, jika orang tua bisa memaksimalkan pendidikan ini sesuai dengan tahapan di usianya, inshaaAllah, dengan izin Allah, Fitrah Seksualitas anak akan berkembang secara paripurna.

Zona 7. Pendidikan Seksualitas. Hari ke-2 "Apa itu Fitrah Seksualitas?"

Di hari kedua ini, grup diskusi mulai membahas lebih dalam tentang Peran Orang Tua dalam Membangkitkan Fitrah Seksualitas Anak. Sebelum masuk ke poin penting peran kita sebagai orang tua, penting sekali untuk mengetahui apa sih Fitrah Seksualitas itu? 

Apa itu Fitrah Seksualitas?

Pengertian fitrah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah fitrah1/fit·rah/ n sifat asal; kesucian; bakat; pembawaan.

Secara etimologis, asal kata fitrah dari bahasa arab “Fitratun” artinya perangai, tabiat, kejadian asli.agama,ciptaan.

Fitrah seksualitas adalah Berpikir, merasa dan bersikap sesuai fitrahnya sebagai lelaki atau perempuan sejati (Harry Santosa). 

Pendidikan fitrah seksualitas berbeda dengan pendidikan seks. Pendidikan fitrah seksualitas dimulai sejak bayi lahir. 

Dalam konteks Agama Islam:

Terkait fitrah manusia ini, Allah memberikan landasannya di dalam Kitabullah, ”Maka hadapkanlah wajahmu pada agama dengan hanif (lurus), (tetaplah) pada fitrah Allah, yang telah menciptakan manusia atas fitrah itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan (khalq) Allah. Itulah agama yang qoyim (kokoh). Namun kebanyakan manusia tidak mengetahuinya” (Qs.Ar-Rum: 30).

Dari pengertian di atas, satu hal yang bisa kita pahami bahwa fitrah seksualitas ini berarti bagaimana seseorang mampu berpikir dan bertindak sesuai dengan fitrah seksualnya, laki-laki atau perempuan. Maka, dalam enumbuhkan Fitrah ini tentu saja banyak tergantung pada kehadiran dan kedekatan pada Ayah dan Ibu.

Mengapa perlu peran orangtua untuk membangkitkan fitrah seksualitas?

Sosok ayah dan ibu harus ada sepanjang masa mendidik anak-anak sejak lahir sampai aqilbaligh, tentu agar fitrah seksualitas anak tumbuh indah paripurna. 

Riset banyak membuktikan bahwa anak-anak yang tercerabut dari orangtuanya pada usia dini baik karena perang, bencana alam, perceraian, boarding school dll akan banyak mengalami gangguan kejiwaan, perasaan terasing, perasaan kehilangan attachment, depresi, dan kelak ketika dewasa memiliki masalah sosial dan seksualitas  seperti homoseksual, membenci perempuan dan sebagainya. 

Jadi dalam mendidik fitrah seksualitas sosok ayah dan ibu senantiasa harus hadir. Peran orangtua sangat penting dalam fitrah seksualitas anak, agar anak paham apa yang harus ia lakukan dan apa yang harus dihindari saat mereka paham menjadi laki-laki atau perempuan seutuhnya. 

Prinsip-prinsip untuk membangkitkan fitrah seksualitas

Menurut Ust. Harry Santosa dalam bukunya Fitrah Based Education, prinsip untuk menumbuhkan fitrah seksualitas yang tidak terlepas dari peran kedua orangtua adalah sebagai berikut:

  1. Fitrah seksualitas memerlukan kehadiran, kedekatan, kelekatan anak sejak lahir sampai usia 15 tahun dengan figur ayah dan ibu secara utuh dan seimbang.

  2. Ayah berperan memberikan suplai maskulinitas dan ibu memberikan suplai femininitas. Anak-anak laki-laki mendapatkan suplai 75% maskulinitas, dan 25% femininitas, sedangkan anak perempuan 75% feminitas dan 25% maskulinitas.

  3. Penumbuhan fitrah seksualitas yang paripurna, melahirkan lelaki yang mempunyai peran keayahan sejati dan perempuan yang berperan kebundaan sejati. Mereka memiliki akhlak yang mulia terhadap pasangan dan keturunannya.

  4. Jika anak kehilangan sosok salah satu figur, maka harus dicarikan figur pengganti dari keluarga atau komunitas.

Jadi, gimana sahabat, sudah ada gambaran ya tentang Fitrah Seksualitas ini? 😊

Zona 7. Pendidikan Seksualitas. Hari ke-1

Hwaa.. sudah sampai ke Zona 7 😍 Pertama, bersyukur kepada Allah dan terimakasih kepada diri karena sudah bisa berjuang hingga sampai di titik ini.

Di zona kali ini ada yang berbeda dengan zona-zona sebelumnya. Jika pada materi sebelumnya, tantangannya adalah langsung project bersama anak, pada zona kali ini kita tidak langsung project bersama anak. Kami dibagi dalam bentuk kelompok besar berdasarkan regional. Di regional Bekasi ini dibagi menjadi 2 kelompok, Bekasi 1 dan 2, mungkin karena jumlah pesertanya melimpah. hihihi. Dan, saya masuk ke grup Bekasi 2 😍

Di grup ini, kami mendapatkan jatah untuk berdiskusi materi dengan tema "Peran Orang Tua dalam Membangkitkan Fitrah Seksualitas". Wiiiddiiih.. materinya euy mantabb.. kebayaangkaan serunya dan bakal banyak ilmu yang akan saya dapatkan dari diskusi bareng-bareng teman-teman di grup.

Untuk hari ini, agenda di grup Bekasi 2 belum masuk ke agenda diskusi Materi. Kami, masih berdiskusi untuk menyepakati jadwal diskusi di grup, pembagian PJ dan pengumpulan materi-materi yang sudah didapatkan oleh teman-teman yang sudah mulai bergerilya mencari bahan-bahan diskusi.

Waah.. sudah ada bahan materinya? iyaa.. sudah doong.. tapi sabarr yaa pemirsaah, kita akan bahas materi-materinya bertahap dalam postingan-postingan selanjutnya 🤭🤭

Lalu, setelah diskusi di grup ngapain? Setelah itu, akan ada presentasi live di fb grup tentang topik yang kita diskusikan tadi. Woow 😍

Bismillah.. doakan yaa manteman blog kuu semoga semua berjalan lancar dan bisa menghasilkan 'Menu' spesial yang bisa dihidangkan nanti kepada teman-teman semua 🤗🤗

Zona 6. Stimulasi Kecerdasan Matematika. Hari ke-11. Bermain Playdough Sambil Berhitung 1,2,3

Pagi hari ini, Aisyah sudah melirik playdough yang kemarin dibuat bersama-sama. Sepertinya dia ingat keseruan kemarin. Diajak mandi belum mau, dan maunya bermain playdough. Baiklah Nak.. daripada kita berantem yaa.. 

Seperti biasa, Aisyah suka mencetak playdough dengan aneka bentuk. Eh iya, kenapa tidak sekalian bermain mengelompokkan bentuk dan berhitung yaa? saya pun mengajak Aisyah bermain ini.

Kami mencetak beberapa bentuk, yaitu hexagon, bintang, oval dan setengah lingkaran. Kenapa bentuk-bentuk ini? tidak ada alasan khusus sih, asal ngambil cetakan bentuk yang sudah berserakan, wkwkwk. Untuk setiap bentuk, kami cetak berjumlah tiga buah. Setelah mencetak, sambil mengambil hasil cetakan, sambil saya ajak Aisyah menghitung 'satu, dua, tiga'. Ya, hanya sampai tiga untuk saat ini. Untuk jumlah 'dua', Aisyah sudah ngeh, tapi lebih dari dua, dia sepertinya masih perlu dipahamkan.

Setelah semua bentuk tercetak, saya mengajak Aisyah menyusun hasil-hasil cetakan beraneka bentuk tersebut berbaris berkelompok sesuai dengan jenis bentuknya. misalnya, baris pertama untuk bentuk bintang semua, baris kedua bentuk oval dan seterusnya. Nah, kan, masing-masing bentuk berjumlah tiga, saya mengajak Aisyah sambil berhitung juga ketika menyusun. Tapi, seperti biasa, dia berhitung sesukanya, bahkan menghitung satu, dua, tiga sampai sepuluh. Menghitung tapi sekedar berucap saja. hihihi. Tak apa-apa Nak, silahkan lakukan seperti apa yang kau mau sesuai dengan pemahamanmu saat ini..  waktu kita masih panjaaangg kq sayang untuk memahami ini.. 

Teruslah berbinar ya Nak..
Dengan caramu..
Dengan keunikanmu..

Zona 6. Stimulasi Kecerdasan Matematika. Hari ke-9. Yeay,, Akhirnya Mau Sorting Warna!

Hari ini kebetulan paket susu buat Aisyah sudah sampai. Dan, menyenangkan sekali karena kali ini dapat hadiah mainan edukasi. Mainannya pun mainan stimulasi matematika. Kok pas banget ya? hihihi. Mainannya terdiri dari batang-batang warna warni (merah, kuning, hijau dan biru) dan juga kayu-kayu kecil bertuliskan angka 0-9 dan juga tanda operasi matematika seperti tambah (+), kurang (-), kali (×), bagi (÷) dan sama dengan (=). 

Tapi, seperti saya sampaikan di tulisan sebelumnya, di usia Aisyah saat ini, saya belum mengenalkan angka. Masih fokus ke pengenalan matematika konkret. Jadi,  hanya menggunakan batang-batangnya saja untuk bermain.

Melihat ada batang-batang yang beraneka warna dengan jumlah yang lumayan banyak (masing-masing warna 12 batang), terpikirlah, sepertinya bisa nih untuk bermain klasifikasi (pengelompokan) warna. Kebetulan sekali, Aisyah belum pernah mau diajak bermain klasifikasi warna. Sudah mencoba diajak bermain klasifikasi warna dengan bola-bola kecil atau waterbeads sebelumnya, belum juga mau. Atau cuma sebentar mengumpulkan satu warna dan selesai. Dan, saya pun tidak memaksakan, jika belum mau, ya tidak apa-apa. Prinsipnya, apa yang dilakukannya saat itu adalah hasil terbaik dari usaha dan keinginannya saat itu. Kali ini, siapa tahu dengan batang-batang ini membuatnya mau mencoba lagi.

Seperti biasa, Aisyah sangat senang dan tertarik sekali, ketika melihat sekotak mainan baru. Dia sibuk bertanya ini mainan apa dan ingin segera dibuka. Ketika melihat isinya batang-batang warna warni, Aisyah terlihat antusias sekali. Mungkin karena warna warni nya atau karena bentuk batangnya, entahlah. 

Saya membiarkan Aisyah eksplor batang-batang itu sepuasnya. Kemudian, ketika semua batang keluar dari wadahnya dan sudah tercampur campur, saya baru coba mengenalkan kembali klasifikasi warna.

"Yuk, kita masukan di sini yuk, berdasarkan warnanya. Ini kuning, di sini merah, di sini hijau, di sini biru." sambil saya memasukkan batang-batang itu sesuai warnanya. Aisyah ternyata ingin ikutan. Yes, akhirnya mau juga, pikir saya. Tapi, ternyata dia masukinnya acak, ya, sekadar memasukkan batang-batang itu di kotak-kotaknya saja. hihihi. Tak apa-apa Nak.. good, kamu sudah mencoba.

Baiklah, mungkin dia memang belum mau bermain klasifikasi-klasifikasi. Biarlah, ketika saatnya dia mau, pasti dia akan mencobanya sendiri, pikir saya.

Kemudian, di malam hari, Aisyah ternyata ingin bermain batang-batang ini lagi. Dia mengeluarkan semua batang-batangnya. Lalu dia mengambil batang warna kuning dan memasukkan ke satu bagian kotak, sambil berkata "ini warna kuning". Lalu, dia mengambil batang warna kuning lagi dan memasukkan di tempat yang sama. Setelah semua batang kuning habis dimasukkan semua, Aisyah ganti mengambil batang warna selanjutnya. Aisyah memasukkan warna merah juga sambil berucap "ini warna merah" dan melakukan hal yang sama seperti batang kuning tadi. Lhoo.. lhoo..  Nak, kamu mencoba mengklasifikasi yaa.. MashaaAllah.. Dan yang mengejutkan lagi, Aisyah juga berhasil menyebutkan warnanya. Padahal, sebelumnya warna yang dia hafal cuma kuning. Ya Allah,, Nak.. ini thoo cara kamu belajar. Kamu suka mengamati dulu bagaimana mama melakukan. Kamu jarang sekali mau jika langsung diminta meniru. Kamu butuh waktu untuk kemudian kamu lakukan sendiri dengan caramu. Aaaah.. sungguhh mama berasa menemukan 'harta karun', Nak.. 🤗🤗



Zona 6. Stimulasi Kecerdasan Matematika. Hari ke-10. Masuk ke Lubang Warna Apa Ya?

Masih bersama si batang kayu warna warni. Setelah kemarin seseruan mengelompokkan batang batang sesuai dengan warnanya, kali ini saya mencoba memodifikasi permainan. 

Saya menyiapkan kotak kardus bekas dan membuat beberapa lubang. Di masing-masing lubang ini, saya memberi warna merah, kuning, hijau dan biru, sesuai dengan warna batang. Bagaimana cara bermainnya? saya meminta Aisyah untuk memasukkan batang-batang tersebut ke lubang sesuai dengan warnanya. 

Bagaimana ya respon Aisyah? Pertama melihat kardus ini, Aisyah langsung tertarik. Tapi, dia memasukkan batang-batang tersebut secara acak. Meskipun saya sudah memberikan contoh untuk memasukkan sesuai dengan warnanya, tapi Aisyah sepertinya masih tahap mengamati, belum tergerak untuk melakukan yang sama. Aisyah masih menikmati cabut dan pasang secara acak.

Beberapa waktu kemudian, setelah Aisyah  bermain dengan mainan yang lain, Aisyah tiba-tiba ingin bermain si kardus dan batang-batang ini lagi. Ketika ia memegang batang berwarna merah, dia tidak langsung memasukkan ke satu lubang, dia mencari lubang dengan warna yang sama! Wah, dia sudah ngeh sepertinya dengan warna-warna kecil di lubang itu. Ketika mencari lubang dengan warna yang sesuai, Aisyah sambil menggerakkan si batang seolah sedang memutari dengan berkata "lubang yang mana ya.." hihihi. MashaaAllah Nak,, ternyata begini yaa gaya belajarmu.. akan mengamati dulu, dan ketika saatnya kamu ingin melakukan, baru akan kamu lakukan sesuai dengan pemahaman dan caramu sendiri. 

Teruslah berbinar ya Nak..
Dengan caramu..
Dengan keunikanmu..

Zona 6. Stimulasi Kecerdasan Matematika. Hari ke-8. Mengelompokkan Warna, nyatanya?

Tantangan hari ke-8, dan si emak mulai bingung, aktivitas apa lagi yaa.. wkwkwk. Padahal sebenarnya banyak juga pilihan aktivitas yang bisa dilakukan. Iya, karena banyak pilihan itu jadi bingung mau ngapain. wkwkwk.

Kebetulan sekali, sejak kemarin, Aisyah saya kenalkan dengan water beads. Kami memasukkan waterbeads ke dalam air kemudian melihatnya menjadi membesar. Awal mula, saya tertarik mengenalkan ini untuk stimulasi sensorik Aisyah untuk memperkaya pengalaman merasakan aneka bentuk dan tekstur benda. Selain itu Aisyah juga pasti juga suka untuk menyendoki, sehingga motorik halusnya pun ikut terlatih.

Melihat waterbeads ini dengan aneka warna, lalu saya pun ke-ide-an untuk mengajak Aisyah mengambil beads satu persatu dan mengelompokkan sesuai warnanya. Kebetulan sekali, Aisyah masih butuh banyak stimulasi untuk pengenalan warna.

Selama bermain, Aisyah lebih fokus untuk eksplore si beads ini. Mungkin karena teksturnya yang unik kenyal-kenyal seperti jelly jadi Aisyah suka sekali eksplore dengan tangannya. Kadang dipencet-pencetnya hingga pecah. Aisyah juga menyendoki beads dan menuangkannya ke dalam wadah, kemudian di tuang lagi ke wadah lain. 

Beberapa kali saya mencoba untuk mengajaknya mengambil beads dengan warna tertentu tapi dia tidak tertarik, wkwkwk. Akhirnya, entah setelah ajakan yang keberapa, Aisyah baru mau mengambil beads dengan warna tertentu, dan itupun hanya warna kuning saja. Iya, kuning, satu warna pertama yang dia hafal. Itu pun juga cuma sebentar. Ketika saya mengajak mengambil warna lain kemudian dikelompokkan dan diletakkan di wadah, Aisyah belum mau melakukannya. Dia, sibuk eksplore dengan caranya sendiri. Baiklah, tidak apa-apa Nak,, lain waktu kita coba lagi ya.. 

Teruslah berbinar, Nak..

Dengan caramu,,

Dengan keunikanmu,,

 

Zona 6. Stimulasi Kecerdasan Matematika. Hari ke-7. Memetik Bola dan Menghitungnya

Seseruan belajar matematika kali ini adalah dengan menggunakan bola bola warna warni. Bagaimana cara dan serunya? Yukk,, kita simak!

Pertama, saya menempel double tape di lemari. Kemudian saya mengajak Aisyah untuk menempelkan bola-bola tersebut di sana. Sebagai tambahan tantangan, letak double tape bisa dibuat semakin ke atas. Sehingga, di bagian tersebut anak memasang sambil berjinjit. Aisyah senang sekali menempel-nempel bolanya. Lalu, dimana letak matematikanya? Ketika menempel bola, ajak anak sambil berhitung. Secara tidak langsung anak juga akan belajar, ketika menempel satu bola, kita sebut dengan satu, ketika menempel lagi yang kedua, disebut dengan dua, dst. Kegiatan konkret ini, jika dilakukan terus menerus, anak akan memahami  makna satu, dua, tiga, dan seterusnya.

Setelah prosesi menempel, Aisyah kemudian saya ajak untuk melepaskan bola yang sudah menempel. Agar semakin seru, saya memberikan Aisyah keranjang kecil. Jadi, seolah sedang memetik buah, hihihi. Ketika memetik sambil kita memberikan instruksi jumlah yang diambil, misalnya "tolong ambilkan 2 buah ya...". Aisyah baru mengerti sampai bilangan tiga, selebihnya random, wkwkwk. Tidak apa-apa, masih banyak waktu ya Nak, dan memang kita sedang tidak berkompetisi dengan siapa pun. 

Kegiatan mengambil bola ini, tidak hanya bisa kita selipkan kegiatan berhitung saja ya. Karena bola-bola ini menempel di double tape, maka anak akan butuh tenaga dan kekuatan tangan untuk menariknya agar terlepas. Lumayan, kegiatan ini baik untuk stimulasi sensorik anak. Lagi-lagi ada bonusnya. hehehe.

Alhamdulillah, di kegiatan stimulasi matematika ini, Aisyah memang masih tahap perkenalan dan konkret. Sehingga stimulasinya pun saya memilih tidak secara langsung, tetapi diselipkan melalui permainan-permainan yang dilakukan setiap hari. Sambil terus dipantau sejauh mana pemahamannya. 

Teruslah berbinar ya Nak,,

Dengan caramu,,

Dengan keunikanmu,,



Zona 6. Stimulasi Kecerdasan Matematika. Hari ke-6. Melompat Geometri

Permainan stimulasi Matematika kali ini adalah melompat geometri. Kegiatan ini adalah kegiatan variasi mengenal geometri, agar tidak bosan hanya menggunakan media yang itu-itu saja. Karena sebenarnya, Aisyah pun sudah sering bermain geometri.

Zona 6. Stimulasi Kecerdasan Matematika. Hari ke-5. Menyusun Cup dari besar ke kecil

Hari ini, untuk stimulasi matematika konkret, saya mengajak Aisyah bermain mengurutkan cup dari besar ke kecil. Sebenarnya Aisyah sudah familiar dengan mainan ini, tapi entah kenapa dia selalu kebingungan untuk memilih cup mana yang paling besar. 

Zona 6. Stimulasi Kecerdasan Matematika. Hari ke-4. Mencocokkan Geometri dan Menghitungnya

Di hari ke empat ini, saya mengajak Aisyah untuk bermain geometri. Memasang geometri ke tempat dengan bentuk yang sama. Sambil memasang, sambil disebutkan namanya. Ada beberapa nama yang Aisyah sudah hafal, misalnya kotak, lingkaran, segitiga, love, bintang. Jadi, sekalian semakin menguatkan pemahamannya tentang bentuk.

Zona 6. Stimulasi Kecerdasan Matematika. Hari ke-3. Melompat dan Menaiki Tangga Sambil Berhitung.

Tantangan Hari ke-3

Hari ini, Aisyah ikut meramaikan acara jalan-jalan akung keliling kota bekasi dan sekitarnya. Tenang saja jalan-jalannya aman kok di masa pandemi ini, karena kami carcation, alias jalan-jalannya di dalam mobil saja.

Zona 6. Stimulasi Kecerdasan Matematika. Hari ke-2. Mengenal Banyak dan Sedikit

Tantangan Hari ke-2

Di hari kedua ini, dalam pengenalan konsep matematika konkret, saya mengajak Aisyah bermain untuk mengenal konsep banyak dan sedikit. Media yang digunakan adalah beras. Saya menyiapkan sejumlah beras dalam wadah kotak dan juga dua buah gelas berukuran kecil. Saya meminta Aisyah untuk mengisi dua gelas tersebut dengan beras yang tersedia di kotak. Kemudian, saya akan menunjukkan mana yang lebih banyak dan mana yang lebih sedikit.

Zona 6. Stimulasi Kecerdasan Matematika. Hari ke-1. Ini, Besar atau Kecil ya?

Fiuhh,, sudah sampai Zona 6 saja berpetualang di Pantai Bentang Petualang. Makin lama, petualangannya juga semakin menantang. Jika kemarin adalah stimulasi kecerdasan literasi anak, di Zona 6 ini, tantangannya adalah Stimulasi Kecerdasan Matematika. Waduuh.. matematika?? Masa anak usia dini ini mau diajari matematika?? gitu ngga sih mikirnya? 

Challenge 15 Hari Stimulasi Literasi. Read Aloud: Hari Ke-9 Aisyah Berkisah "Aku Anak Jujur"

Tantangan Hari Ke Sembilan

"Baca buku, yuk.." ajak saya pada Aisyah yang saat itu gulang guling di kasur. 

"Yuk.." Aisyah langsung beranjak mengambil buku di rak buku dan memberikan kepada saya. Buku yang dipilih Aisyah ternyata berjudul "Aku Anak Jujur". Wah, ini kan sudah pernah dibaca ya sebelumnya. Baiklah, untuk kali ini, saya akan coba untuk mereview ceritanya saja. Coba kita lihat apakah Aisyah ingat dan menangkap apa yang pernah dibacakan untuknya?

Dan, mashaaAllah,, ternyata Aisyah cukup mengerti isi cerita bukunya. Ya, meski ada juga bagian yang dia jawabnya ngasal. wkwkwk. Tapi, alhamdulillah sudah mulai ada kemampuan literasi dalam dirinya. Aisyah sudah bisa menangkap isi cerita dan mencoba menceritakan isi dari buku.

Alhamdulillah.. mashaaAllah.. tabarakalloh..

Video berkisah Aisyah bisa dilihat di sini ya.. :)



 

Challenge 15 Hari. Stimulasi Literasi. Read Aloud: Hari ke-8 "Aku Anak Santun"

Tantangan Hari Kedelapan

Aisyah sedang asyik bermain elap-elap meja belajar pakai tissue basah. Setelah beberapa menit, tahu-tahu kesal dan tidak mau elap-elap lagi. Sudah bosan sepertinya. Hmm.. main apa lagi ya? 

Challenge 15 Hari Stimulasi Literasi. Read Aloud: Hari ke-7 "Aku Bisa Mandi Sendiri"

 Tantangan Hari Ketujuh

Hari ini Aisyah bangun dini hari karena tidur awal setelah maghrib. Kalau terbangun dini hari begini, seperti biasa untuk memastikan mamanya ikut terjaga, Aisyah mengajak mama membaca buku. Baiklah Nak, kita sekalian rekaman video saja ya.. biar begadang kita hari ini produktif.. hihihi.

Challenge 15 Hari Stimulasi Literasi. Read Aloud: Hari ke-6 "Aku Bisa Makan Sendiri"

Tantangan Hari Keenam

Di hari ke-enam ini, buku yang terpilih untuk dibaca adalah "Aku Bisa Makan Sendiri". Buku ini tidak bercerita tentang Sali, tokoh utama, sedang belajar makan sendiri. Tidak hanya itu, buku ini juga mengajarkan kepada anak bagaimana adab makan yang baik, seperti membaca doa sebelum makan, tidak berbicara ketika makan, tidak membuat gelembung ketika minum, dan masih banyak lagi. 

Challenge 15 Hari. Stimulasi Literasi. Read Aloud: Hari ke-5 "Aku Anak Jujur"

Tantangan Hari kelima

Di hari keempat ini, buku untuk dibacakan jatuh pada bukuu "Aku Anak Jujur" tetap serial Halo Balita. Yah, sebenarnya dalam sehari bisa banyak buku yang dibaca, tapi yang sempat direkam cuma satu 🤭. Apalagi kalau tiba-tiba do'i bangun dini hari pasti minta baca buku. Karena dia tahu, emaknya ini pasti bakal melek kalau diminta bacain buku, kalau nemenin main sering ketiduran, wkwkkwk.

Challenge 15 hari. Stimulasi Literasi. Read Aloud : Hari keempat "Aku Belajar Membuang Sampah"

Tantangan hari ke-4

Di hari keempat ini, buku yang ingin dibacakan nyaring adalah "Aku Belajar Membuang Sampah". Ini salah satu buku kesukaan Aisyah karena ada si Tongki si tempat sampah. Melalui buku ini, Aisyah tahu dan suka membuang sampah bungkus-bungkus snacknya sendiri.

Challenge 15 Hari. Stimulasi Literasi. Read Aloud: Hari ke-3 "Bunda, kenapa ya?"

Tantangan Hari ke-3

Hari ini, Aisyah, saya dan Ayahnya ikut mengantar Akung berjalan-jalan keliling Bekasi. Aisyah senang sekali bisa jalan-jalan keluar rumah selain memotoran yang rutenya tidak jauh dari rumah. 

Sampai di rumah kembali setelah dzuhur dan setelah itu full Aisyah aktif bermain-main di rumah. Karena, tadi di mobil sempat tidur sebentar, jadi tidak ada tidur siang hari ini di rumah.

Challenge 15 Hari. Stimulasi Literasi. Read Aloud : Hari ke 2 - Aku Anak Sabar

Tantangan Read Aloud hari ke-2

Seperti biasa saya berusaha untuk melibatkan Aisyah buku apa yang ingin dibacakan. Pilihan kali ini adalah buku Halo Balita yang berjudul Aku Anak Sabar

Challenge 15 Hari. Stimulasi Literasi. Read Aloud: Hari ke-1 "Jajanan Nusantara"

Tantangan zona 5 Bentang Petualang Bunda Sayang Institut Ibu Profesional kali ini adalah tentang membentuk karakter melalui stimulus literasi. Dan, saya pun memilih Read Aloud sebagai project anak pada dunia literasi.

Fokus dalam read aloud ini adalah ingin mengamati bagaimana reaksi Aisyah saat dibacakan buku dengan read aloud. Selain itu, ingin mengetahui kemampuan literasi Aisyah, apakah dia bisa menangkap dan mengerti cerita yang sedang dibacakan.