Zona 8. Semua Anak Adalah Bintang. Hari ke-3. Melihat Rumah Semut

Hari ke-3. 

Hari ini, ayah Aisyah bersama kedua kakaknya pergi lagi mengantar Akung untuk kontrol ke Rumah Sakit. Karena kakaknya juga ikut mengantar, jadi anak-anaknya ditinggal di sini. Rumah jadi ramai saudara-saudara sepupu Aisyah. Seperti biasa, Aisyah kalau mendengar suara-suara keramaian dia akan melipir sendiri mencari tempat yang tenang. hehehe. Untuk hal yang satu ini saya masih terus mengobservasi bagaimana perkembangannya. Apakah mungkin karena memang usianya yang masih egosentris jadi belum bisa banyak bersosialisasi ataukah memang ini salah satu kelemahannya. 

Oke, kembali ke kegiatan Aisyah. Sebenarnya, hari ini saya belum menyiapkan kegiatan khusus untuk Aisyah. Awalnya, Aisyah minta main playdough. Ketika saya mau beranjak untuk membuat homemade playdough dari tepung terigu, eh, kemudian si Ayah pamit mau berangkat ke RS. Jadi, saya dan Aisyah pun ikut mengantar Ayah ke halaman depan. 

Ketika sampai di halaman depan, Aisyah seneng banget bisa keluar. hihihi. Iya sih, biasanya pagi-pagi kami selalu beraktivitas di halaman dan di taman rumah. Tapi, sepagian tadi hujan turun, jadi tidak bisa keluar rumah. Aisyah pun langsung meminta sandalnya lalu berjalan dan berlarian di halaman. 

Sampai Ayah sudah berangkat, Aisyah tetap mau main di luar. Oke, baiklah. Saya biarkan Aisyah mengeksplor halaman. 

"Aisyah, sini lihat deh.." ucap saya sambil menunjuk gundukan kecil pasir yang keluar dari celah paving block.
"Waah.. apa itu?" Aisyah ikut jongkok melihat.
"Tuh, Aisyah lihat ngga ada semut lagi ngangkutin pasir untuk membuat rumahnya" kata saya sambil menunjukkan semut-semut yang keluar masuk dari lubang celah paving block sambil membawa sebutir pasir.  
"Semut ya, Ma?"
"Iya, semut sedang ngangkut pasir membuat rumah"
"Semut ngangkut pasir buat rumah" Aisyah mengikuti dengan gaya cadelnya.
"Semut itu ciptaan Allah yang hebat. Rajin dan selalu bekerja keras." imbuh saya  menjelaskan. Entahlah, Aisyah paham atau tidak, hihihi.

Aisyah pun kemudian fokus melihat aktivitas semut.

"Mama, pegang ini boleh?" tanyanya sambil menunjukkan gundukan pasir
"Boleh, hati-hati jangan kena semutnya ya.." ucap saya.

Lalu, dimainkannya pasir-pasir itu dengan tangannya. Menggambar garis dan lingkaran kesukaannya atau hanya sekedar ngorek-ngorek pasir. Saya biarkan dia eksplorasi, lumayan juga untuk stimulasi sensorik Aisyah, dengan sesekali mengingatkan agar tidak mengenai para semut.

Cukup lama Aisyah anteng bermain ini sambil jongkok. Bahkan, ketika kakak-kakak sepupunya ikut berdatangan keluar untuk bermain bola, Aisyah masih tetap anteng bermain pasir bersama semut-semut. hihi.

Alhamdulillah, ketika bingung dan belum ada ide main bersama anak, ternyata Allah menghadirkan para semut untuk Aisyah belajar mengenal ciptaanNya. Dan, benar-benar berhasil mencuri perhatian Aisyah.
“Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari. Maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa: “Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh”. (QS. An Naml: 17-19) .
Wah, bisa banget lho, untuk usia yang lebih besar, setelah kegiatan mengamati semut, lalu tadabbur ayat di atas, kemudian berkisah tentang Nabi Sulaiman a.s. 

Aktivitas Aisyah yang lain? Hmm.. seperti biasa menggambar, mewarnai, bermain rumah-rumahan, lego dan balok. Oh iya, prestasi Aisyah hari ini berhasil menyusun lego keatas cukup tinggi seperti menara. Yeayyy.. Alhamdulillah.. MasyaaAllah..





No comments