Zona 7. Pendidikan Seksualitas pada Anak. Hari ke-6. Tahapan Pengenalan Seksualitas Pada Anak.

Pada bahasan sebelumnya, sudah dibahas beberapa eksploitasi seksual yang mungkin terjadi pada anak  melalui aktivitas media digital. Ngeri ya? sangat.. Lalu, apa yang bisa kita lakukan sebagai orang tua untuk membentengi anak-anak kita? Yuk Ayah Bunda, saatnya kita mulai mengambil peran utama dalam pendidikan seksual anak. Jangan sampai, kelalaian kita dalam pendidikan ini, anak-anak malah mendapatkan pengetahuan tentang seksual dari sumber-sumber yang tidak baik yang justru akan menjerumuskan anak.

Bahkan, salah seorang narasumber (saya lupa namanya) dalam sebuah sesi diskusi parenting tentang pendidikan seksual ini, mengatakan bahwa saatnya orang tua tidak tabu lagi untuk mengenalkan apa itu, maaf, onani atau masturbasi, dan semacamnya. 

Dalam pendidikan seksualitas ini tentunya dalam praktiknya ada tahapan-tahapannya ya yang sesuai dengan usia anak.

Usia Dini
Usia 0-2 tahun
Pemahaman seksual pada anak bisa dengan cara memberi tahu nama setiap bagian kelaminnya. Pengenalan ini dengan nama sebenarnya ya, seperti vagina atau penis, bukan dengan istilah seperti 'burung' atau sejenisnya ya..
Selain itu pahamkan anak tentang perbedaan jenis kelamin, laki-laki dan perempuan. Biasanya juga pada usia ini, anak-anak sudahbisa membedakan jenis kelamin

Usia 2-5 tahun
Mengajarkan pada anak bagian tubuh yang tidak boleh disentuh orang lain, yaitu bagian dada, perut, alat kelamin dan bokong. Pahamkan pada anak untuk menyampaikan kepada orang tua jika ada yang menyentuk bagian-bagian tersebut

Usia 5-8 tahun
Pada usia ini, kita bisa mengenalkan sistem reproduksi secara sederhana. Seperti, laki-laki memiliki sperma dan perempuan memiliki sel telur, yang jika bertemu akan menghasilkan bayi yang tumbuh di perut bunda dan akan dikeluarkan bunda melalui vagina.
Pada usia ini bisa saja anak mendengar kata seks dari teman-teman sekolahnya. Jangan panik ya bund, jelaskan perlahan tentang proses seks dan pahamkan pada anak bahwa hubungan tersebut hanya boleh dilakukan oleh orang yang sudah menikah

Diantara ini semua, tentu saja hal terpenting adalah pendidikan iman kepada anak. Pemahaman ilmu yang utuh disertai dengan iman yang benar, inshaaAllah akan menjadi benteng yang kuat dalam diri anak kita.

No comments