Zona 7. Pendidikan Seksualitas. Hari ke-2 "Apa itu Fitrah Seksualitas?"

Di hari kedua ini, grup diskusi mulai membahas lebih dalam tentang Peran Orang Tua dalam Membangkitkan Fitrah Seksualitas Anak. Sebelum masuk ke poin penting peran kita sebagai orang tua, penting sekali untuk mengetahui apa sih Fitrah Seksualitas itu? 

Apa itu Fitrah Seksualitas?

Pengertian fitrah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah fitrah1/fit·rah/ n sifat asal; kesucian; bakat; pembawaan.

Secara etimologis, asal kata fitrah dari bahasa arab “Fitratun” artinya perangai, tabiat, kejadian asli.agama,ciptaan.

Fitrah seksualitas adalah Berpikir, merasa dan bersikap sesuai fitrahnya sebagai lelaki atau perempuan sejati (Harry Santosa). 

Pendidikan fitrah seksualitas berbeda dengan pendidikan seks. Pendidikan fitrah seksualitas dimulai sejak bayi lahir. 

Dalam konteks Agama Islam:

Terkait fitrah manusia ini, Allah memberikan landasannya di dalam Kitabullah, ”Maka hadapkanlah wajahmu pada agama dengan hanif (lurus), (tetaplah) pada fitrah Allah, yang telah menciptakan manusia atas fitrah itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan (khalq) Allah. Itulah agama yang qoyim (kokoh). Namun kebanyakan manusia tidak mengetahuinya” (Qs.Ar-Rum: 30).

Dari pengertian di atas, satu hal yang bisa kita pahami bahwa fitrah seksualitas ini berarti bagaimana seseorang mampu berpikir dan bertindak sesuai dengan fitrah seksualnya, laki-laki atau perempuan. Maka, dalam enumbuhkan Fitrah ini tentu saja banyak tergantung pada kehadiran dan kedekatan pada Ayah dan Ibu.

Mengapa perlu peran orangtua untuk membangkitkan fitrah seksualitas?

Sosok ayah dan ibu harus ada sepanjang masa mendidik anak-anak sejak lahir sampai aqilbaligh, tentu agar fitrah seksualitas anak tumbuh indah paripurna. 

Riset banyak membuktikan bahwa anak-anak yang tercerabut dari orangtuanya pada usia dini baik karena perang, bencana alam, perceraian, boarding school dll akan banyak mengalami gangguan kejiwaan, perasaan terasing, perasaan kehilangan attachment, depresi, dan kelak ketika dewasa memiliki masalah sosial dan seksualitas  seperti homoseksual, membenci perempuan dan sebagainya. 

Jadi dalam mendidik fitrah seksualitas sosok ayah dan ibu senantiasa harus hadir. Peran orangtua sangat penting dalam fitrah seksualitas anak, agar anak paham apa yang harus ia lakukan dan apa yang harus dihindari saat mereka paham menjadi laki-laki atau perempuan seutuhnya. 

Prinsip-prinsip untuk membangkitkan fitrah seksualitas

Menurut Ust. Harry Santosa dalam bukunya Fitrah Based Education, prinsip untuk menumbuhkan fitrah seksualitas yang tidak terlepas dari peran kedua orangtua adalah sebagai berikut:

  1. Fitrah seksualitas memerlukan kehadiran, kedekatan, kelekatan anak sejak lahir sampai usia 15 tahun dengan figur ayah dan ibu secara utuh dan seimbang.

  2. Ayah berperan memberikan suplai maskulinitas dan ibu memberikan suplai femininitas. Anak-anak laki-laki mendapatkan suplai 75% maskulinitas, dan 25% femininitas, sedangkan anak perempuan 75% feminitas dan 25% maskulinitas.

  3. Penumbuhan fitrah seksualitas yang paripurna, melahirkan lelaki yang mempunyai peran keayahan sejati dan perempuan yang berperan kebundaan sejati. Mereka memiliki akhlak yang mulia terhadap pasangan dan keturunannya.

  4. Jika anak kehilangan sosok salah satu figur, maka harus dicarikan figur pengganti dari keluarga atau komunitas.

Jadi, gimana sahabat, sudah ada gambaran ya tentang Fitrah Seksualitas ini? 😊

No comments