Komunikasi Produktif hari ke 3: Mandi yuk, Aisyah!

Hari ini di pagi hari, Aisyah bermain sensory play menggunakan adonan tepung sagu dan air. Ini adalah salah satu permainan kesukaan Aisyah dan bisa membuat Aisyah duduk anteng sampai bermenit menit. Tapi, kebayang kan seperti apa kondisi Aisyah setelah bermain ini? Belepotan adonan tepung sana sini. Memang, ketika bermain ini saya bebaskan Aisyah eksplorasi, mau luluran mau apa bebas. 

Nah, setelah bermain, karena kondisi badan Aisyah yang penuh adonan tepung, biasanya ayahnya akan mengguyur badannya dahulu dengan air dari selang air sebelum dia masuk ke kamar mandi di dalam rumah. Eh iya, permainan ini dilakukan di halaman depan rumah ya. Membersihkan badannya sekaligus membersihkan noda-noda adonan tepung juga di halaman. Ini biasanya menjadi kesempatan juga untuk Aisyah bermain air. Dia akan asik siram air sana sini.

Kalau di hari sebelumnya, kejadiannya penuh drama. Saya khawatir dia masuk angin karena main air terlalu lama dana saya juga ingin agar semua cepat selesai. Aisyah bisa segera menyudahi main-mainnya dan segera mandi, lalu semua beres. Saya memaksa Aisyah untuk menyelesaikan bermain air dan mengajak dia mandi ke kamar mandi. Padahal saat itu dia baru saja mulai menyiram mainan sepedanya. Tapi karena saya yang tidak sabaran, saya ambil selang airnya dan saya paksa ke kamar mandi.

Hasilnya? Aisyah ngambek dan menangis. Di dalam kamar mandi selama mandi Aisyah menangis. Sampai ketika berpakaian pun Aisyah masih menangis. Dan sampai beberapa waktu setelahnya dia menjadi sangat cengeng. Iya, menangis berkelanjutan efek dari rasa kesal di hatinya yang tak kunjung hilang.

Mengaca pada kejadian itu, maka di hari ini saya menghindari melalukan hal yang sama seperti kemarin. Saya mencoba untuk memberi Aisyah ruang untuk melakukan terlebih dahulu apa yang Aisyah inginkan. Saya berusaha menyediakan stok sabar menunggunya puas bermain baru saya akan ajak dia mandi. Tapi tentu tetap ada batasan waktu juga ya.

Ketika saya sampaikan "Aisyah, main airnya pindah di kamar mandi yuk" dan dia menolak, maka saya memilih untuk bersabar dulu menunggu lagi. Alhamdulillah di ajakan yang ketiga, setelah dia selesai menyirami mainan sepedanya, dia mau meletakkan selang airnya tanpa paksaan dan mau mengikuti ajakan saya untuk ke kamar mandi. Yeey, Alhamdulillah tanpa drama tangisan seperti hari sebelumnya.

Temuan saya hari ini adalah saya harus lebih mampu melihat apa yang diinginkan Aisyah. Memberinya ruang untuk menyelesaikan keinginannya. Baru, setelah itu apa yang kita sampaikan akan lebih mudah dia terima. Dan, tentu saja, mama harus terus belajar bersabar dan belajar berkomunikasi pada diri sendiri apa yang sebaiknya mama lakukan dan tidak terbawa emosi. Mama belajar menyampaikan sesuatu dengan tetap lembut dan penuh kesabaran. 

Dengan berusaha bersabar, ternyata berpengaruh juga dengan penyampaian kita, kalimat yang kita keluarkan juga tetap lembut dan tidak banyak emosi. Beda dengan sebelumnya, saya yang cenderung mulai emosi juga. Sehingga, sepertinya akan mempengaruhi bagaimana respon si anak juga.

Tantangan hari ini sebenarnya lebih ke diri saya pribadi untuk lebih bisa mengendalikan diri, bersabar dan tenang sehingga bisa menyampaikan kepada Aisyah dengan bahasa yang lembut dan baik. 

Poin komunikasi pada hari ini adalah belajar teknik menyampaikan sesuatu dengan tetap lembut dan sabar, dalam hal ini mengajak dia mandi. Meski dalam hati rasanya sudah gemas ingin cepat-cepat segera selesaiπŸ˜…. Emosi dari kita yang menyampaikan juga membawa dampak juga dengan penerimaan anak.

Daan, berapa skor kami hari ini?? 🌟🌟🌟🌟🌟 untuk Aisyah yang mau diajak mandi tanpa drama menangis dan mama yang sudah mampu berusaha mengendalikan diri, bersabar dan tetap tenang.

No comments