Komunikasi Produktif Hari 2: Aku mau gunting kuku sendiri!

Hari Jumat. Hari dimana biasanya saya memotong kuku Aisyah. Kalau sedang ingat saja sih seringnya, kadang ada kalanya ngga ingat juga 😬😅. Aktivitas menggunting kuku Aisyah ini adalah aktivitas yang gampang-gampang susah. Eh, atau malah susah sebenarnya 🙈. Yang pasti menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi mama. Menggunting kuku pada anak kecil harus ekstra fokus dan si anak juga harus diam dan anteng. Kalau tidak, bisa-bisa terjadi kecelakan dan tangan bisa terluka.

Namun, selayaknya anak kecil (apalagi belum genap usia 2 tahun), Aisyah seringnya tidak sabar menunggu kukunya selesai dipotong semua. Baru juga dua kuku jari berhasil dipotong, sudah banyak geraknya atau langsung minta selesai. Beranjak berdiri dan kabur. Atau kalau ngga dia akan ambil gunting kukunya dan dipakai mainan. Nah, kalau sudah begini biasanya mamanya sudah mulai setress dan frustasi. Kadang hanya bisa berhasil memotong sebagian kukunya, dan bahkan tidak ada satupun kuku yang terpotong. Tapi juga bisa sukses berhasil sempurna jika moodnya sedang baik.

Ya... sempat sih terpikir juga untuk memotong kuku pada saat dia tidur, seperti ketika dia masih bayi dulu. Tapi, seringnya terlewat karena ketika dia tidur pasti di benak saya adalah saatnya melakukan banyak hal ini dan itu yang belum sempat terpegang selama Aisyah masih bangun. Bukan untuk memotong kuku Aisyah. Selain itu, untuk mengajarkan kepada Aisyah juga tentang kuku yang bisa bertumbuh dan perlu dipotong jika sudah panjang. Ya, mengenalkan aktivitas memotong kuku sebagai salah satu cara menjaga kebersihan.

Bagaimana kisah memotong kuku hari ini? Yuk, kita simak..

Seperti biasa ketika saya mengajak Aisyah menggunting kuku, dia menyambut ajakan saya dengan semangat sembari menyerahkan jari-jari kecilnya untuk dipotong kukunya. Setelah berhasil memotong lima kuku jari kanannya, 
"Aisyah mau gunting kuku" Kata Aisyah sambil menarik jarinya dan berusaha mengambil gunting kuku yang sedang saya pegang.
"Sebentar sayang, mama selesaikan gunting kukunya dulu ya.." Jawab saya, tapi tidak berhasil. Aisyah tetap kekeuh ingin mengambil gunting kukunya dan akhirnya saya serahkan.

Sambil melihatnya memainkan gunting kuku. Saya masih tetap mencari cara bagaimana membuat Aisyah untuk bisa mengerti bahwa kita harus menyelesaikan menggunting kukunya dulu.

M = "Aisyah, sini mama bantu potong kukunya ya. Tuh lihat belum selesai tadi kan masih ada yang panjang kukunya"
A = Ngga Ah
Oke, mungkin sepertinya perlu memberikan waktu sedikit kepada Aisyah untuk bermain-main dengan gunting kukunya dulu. 

Dan, setelah beberapa saat, saya mencoba lagi..
M = Aisyah, sini coba lihat jari-jarinya. Lihat itu kukunya masih ada yang panjang. Sini, dipotongin dulu sama mama ya, biar bersih. Kalau ngga dipotong nanti ada kumannya.
A = (sambil melihat jari-jarinya sebentar) Ngga Ah..

Gagal lagi. Oh, mungkin karena memang dia belum mengerti kuman itu apa sepertinya ya.. Oke, mama berusaha cari ide lagi bagaimana bisa mengajak Aisyah mau melanjutkan menggunting kuku.

"Aisyah, yuk gunting kuku lagi. Kalau masih panjang kukunya, nanti pas gambar pegang krayon, nanti krayonnya masuk ke kuku deh, kukunya jadi kotor. Kayak waktu itu, kan pernah kuku Aisyah kotor kena krayon karena kukunya panjang."

Sambil berharap Aisyah ingat kejadian saat kukunya kotor kena krayon beberapa hari yang lalu. Aisyah melihat tangannya dan terdiam. Mungkin dia ingat. Kemudian dia menjawab
"Nanti kotor, kena krayon"
"Iya, yuk kita potong lagi kukunya, biar nanti ga kotor ya pas main krayon"

Kemudian saya mencoba mengambil gunting kuku yang dipegangnya. Dan, alhamdulillah, dia mau menyerahkan guntingnya dan duduk tenang kembali menunggu saya menyelesaikan memotong kukunya.

Wah, ternyata dengan memberikan penjelasan yang berhubungan dengan pengalaman yang pernah dialami anak, memudahkan mereka untuk lebih mengerti apa yang kita sampaikan. Selain itu, ketika mereka memiliki keinginan untuk melakukan sesuatu yang lain, dalam hal ini dia ingin bermain dan mencoba memakai gunting kuku sendiri. Berikan dia ruang terlebih dahulu untuk melakukan keinginannya, jangan langsung diinterupsi. Ketika sudah beberapa saat, baru cobalah untuk mengajaknya kembali melanjutkan aktivitasnya. Daan, seperti biasa, mama harus selalu menambah stok kesabaran dan ketenangan 😎😎

Terimakasih telah ikut berproses bersama mama hari ini ya kesayangan.. 

No comments