Komunikasi Produktif Hari ke 11: Mama, capek Nak..

Hari ini Aisyah mendadak tertidur di sore hari. Biasanya jika seperti ini, sebelum maghrib Aisyah sudah terbangun. Tapi kali ini tidak seperti biasanya, tidurnya cukup lama. Karena terlihat sangat nyenyak dan baru pulih dari sakitnya, saya dan suami tidak tega membangunkan dan membiarkan sampai Aisyah terbangun sendiri. Ternyata, Aisyah bangun sekitar pukul 21.30. Duh, kapan akan tidur lagi ini? pikir saya.

Dengan kondisi yang sangat segar setelah tertidur sekitar 4 jam, Aisyah aktif bermain dan berlarian di kamar. Sedangkan saya dan suami tentu saja sudah mulai mengantuk. Hingga lewat jam 12 malam, Aisyah masih tetap aktif bermain. Suami yang sudah terlihat sangat mengantuk dan lelah, akhirnya beristirahat terlebih dahulu sedangkan saya tetap berusaha menemani Aisyah. Hingga akhirnya saya benar-benar mengantuk.

"Aisyah, mama temani mainnya sambil tiduran ya." Ucap saya sambil merebahkan badan di kasur.
"Bantuin  mama bangun" Jawabnya sambil memegang dan menarik tangan saya agar tetap dalam posisi duduk menemani dia bermain. 

Semakin larut. Jiwa ingin tetap membersamai Aisyah bermain, tetapi raga sudah susah diajak berkompromi. Saya coba sampaikan lagi ke Aisyah untuk menemaninya sambil tiduran. Dan lagi-lagi dia menarik tangan saya agar saya tetap bangun. Dan, saya coba beberapa kali tetap tidak berhasil.

Akhirnya terpikir untuk mencoba menyampaikan kepada Aisyah apa yang saya rasakan dengan memilih kata yang dia sudah mengerti itu seperti apa. Saya memilih kata capek. Aisyah sering menggunakan kata capek kalau dia sudah bosan bermain di luar dan ingin masuk ke kamar untuk beristirahat.

"Aisyah, mama capek, nak. Ini sudah malam. Mama ingin istirahat. Maaf ya Nak. Mama temani Aisyah sambil tiduran, boleh?" Saya sampaikan ini dengan menatap matanya. Aisyah memegang tangan saya dan menatap saya sejenak, kemudian dia melepaskan genggaman tangannya tanpa mengajak saya bangun seperti sebelumnya, dan melanjutkan bermain. Sebenarnya sedih di dalam hati ingin terus menemani dia bermain, tapi raga ini rasanya sudah benar-benar tidak bisa diajak kompromi, karena seharian saya belum sempat tidur siang meski sejenak. 

Karena waktu sudah dini hari, sekitar pkl 01.00, saya mencoba mengajak Aisyah untuk beristirahat dan tidur. Saya pegang tangannya dan menyampaikan dengan lembut (antara lembut dan sudah benar-benar mengantuk sih ini, hehe). "Aisyah, bobo yuk. Sudah malam. Besok main lagi. Mama temani Aisyah lagi besok. Mama pengen bobo nih". Alhamdulillah, Aisyah juga menyambut dengan meminta menyusu sambil tiduran. Meski masih beberapa kali terbangun, tapi akhirnya Aisyah bisa tidur pulas hingga pagi.

MashaaAllah, betapa anak kecil itu bisa mengerti melalui apa yang kita sampaikan dan aura yang terpancar dari diri kita. Ketika saya mencoba menunjukkan kondisi yang sudah benar-benar lelah dan menyampaikan dengan baik dengan menatap matanya, ternyata anak bisa mengerti. Tanpa harus kita emosi dan memaksa anak untuk istirahat. Mengajak dia untuk mengetahui kondisi kita dan memahami keadaan kita, lebih mudah untuk mengarahkan anak untuk melakukan sesuatu.

Terimakasih Nak, sudah memahami kondisi Mama yang sudah lelah malam ini. Besok inshaaAllah kita bermain lagi dengan lebih ceria ya.. 😘😘

Tantangan komunikasi hari ini adalah bagaimana memahamkan Aisyah bahwa saya sangat lelah dan mengajak Aisyah untuk mau istirahat atau tidur tanpa dipaksa. Selain itu, biasanya ketika saya sudah mengantuk saya akan lebih mudah emosi. Jadi menjaga diri untuk tetap slow dan santai ketika berkomunikasi dengan Aisyah adalah tantangan sendiri buat saya.

Poin komunikasi yang saya sampaikan hari ini adalah menyampaikan bahwa mama sudah capek dan ingin beristirahat. Selain itu, mengajak Aisyah beristirahat karena malam sudah larut.

Berapakah bintang saya dan Aisyah hari ini?? 🌟🌟🌟🌟🌟 untuk Aisyah hebat yang mau mengerti kondisi mama, dan mama yang cukup bisa slow dan santai meski sudah mengantuk 😀

No comments