Pra Bunsay : Wahana 4. Diving. Menyelam lebih dalam!

           


Alhamdulillah, sampai juga di Wahana keempat yang merupakan wahana terakhir di kelas Pra Bunda Sayang (Bunsay), sebelum memasuki kelas Bunsay yang sebenarnya. By the way, di kelas Pra Bunsay nya saja sudah diajak berpikir keras apalagi sudah masuk Bunsay ya.. hehehe. Bukan Ibu Profesional namanya kalau kita tidak diajak untuk memaksimalkan kerja otak dan juga potensi kita.
Di Wahana terakhir ini, kami diajak untuk diving atau menyelam. Diajak belajar bagaimana kerangka berfikir seorang ibu profesional, Piramida Ibu Profesional dan tentunya menyelami lebih dalam tentang diri kita.

Mengenal Piramida Ibu Profesional, yuk!


Piramida bawah menunjukkan Sarana yang ada di Ibu Profesional bagi kita, para ibu, untuk belajar dan mengembangkan diri. Revitalisasi Makna Ibu melalui Komunitas Ibu Profesional, Pendidikan dan Pelatihan Ibu Profesional melalui Institut Ibu Profesional, Jaringan kemandirian perempuan melalui Sejuta Cinta dan Kipma, dan Pengembangan sarana Ibu Profesional melalui Resource Center Ibu Profesional. Kita bebas memilih sarana belajar ini sesuai dengan minat, potensi, dan keunikan kita. Lagi, setiap dari kita adalah unik, kan?

Piramida atas menunjukkan Output/keluaran bagi kita yang bersungguh sungguh belajar di rumah. Kita akan mampu menjadi pribadi yang percaya diri, hebat mengelola keluarga, mampu mendidik dan mengembangkan anak, dan terus menerus mengembangkan diri.Tentu saja, ini adalah harapan kita semua, khususnya bagi seorang ibu. Tetapi, sekali lagi, hanya bagi mereka yang bersungguh-sungguh belajar di rumah. 

Seperti kata Bapak Dodik, suami dari Ibu Septi Founder Ibu Profesional :
Bersungguh-sungguhlah kamu di dalam,  maka kamu akan keluar dengan kesungguhan itu. Tidak ada hukum terbalik. 
Kedua piramida atas dan bawah ini sama-sama bermuara pada satu tujuan yaitu Akhlaq Mulia.

 

Diving. Menyelamlah lebih dalam dan temukan dirimu yang sebenarnya!

Di Wahana ini kami diajak untuk menyelami diri lebih dalam bahkan hingga ke dasar seperti apa diri kita. Orang yang mengenali dirinya, berarti ia mengenal Tuhannya. Mengenal Tuhannya maka akan mampu menerima pesan Tuhan akan dirinya. Ia akan mampu menjalani hidupnya lebih percaya diri karena mengetahui pesan Tuhan untuk apa ia dihadirkan di dunia. 

Seringkali, masalah yang kita hadapi dan kebosanan yang kerap dirasakan dalam hidup adalah karena ketidakmampuan kita mengenali diri sendiri. Sehingga selalu merasa tidak percaya diri dalam menghadapi hidup. Menjalani hidup hanya sebagai rutinitas yang mengalir begitu saja tanpa tujuan dan arah yang jelas.

Seperti ketika saya sebelum mengenal Ibu Profesional. Kala itu, keputusan saya resign dari aktivitas publik, karena mengikuti domisili suami, membuat rasa percaya diri saya turun seturun-turunnya. Ibaratnya kalau dulu di level 8 atau 9, sekarang turun kembali ke level 1. Saya merasa tidak lagi berharga karena hanya menjadi Ibu Rumah Tangga. Apa hebatnya menjadi ibu rumah tangga? I am nothing. Saya merasa kagum dengan teman-teman yang memiliki prestasi gemilang dan bahagia dengan karirnya. Tetapi di saat yang sama, saya pun merasa iri dengan keberhasilan dan tingkat kehidupan yang mereka raih. 

Sering terjadi pertentangan batin dalam diri saya. Saya saat itu jumawa dengan gelar saya sebagai lulusan Doktor dari Jepang dan mantan pengajar di salah satu universitas negeri ternama di Indonesia. Saya selalu merasa bahwa "saya berhak mendapatkan karir yang bagus daripada hanya di rumah saja menjadi ibu rumah tangga!". Tapi, di sisi yang lain, saya juga merasa bahwa menjadi Ibu Rumah Tangga adalah tugas yang mulia dan saya pun ingin membersamai keluarga secara utuh. Ya, pertentangan batin ini terjadi terus menerus. Dan saya menyadari masalah terbesar dalam diri saya adalah Saya bahkan tidak tahu apa yang benar-benar saya inginkan dalam hidup ini

Semua hal ini kemudian membuat saya menarik diri dari kehidupan sosial. Saya menjauh dan menjauh. Hidup saya hanya seputar keluarga dan saudara-saudara saya saja. Menjalani hidup sesuai rutinitas saja. Lelah lahir dan batin. Saya semakin terpuruk dengan ketidakpercayaan diri. 

Kemudian, tanpa sengaja saya mengenal Ibu Profesional dari salah satu media sosial. Perubahan yang rasakan ketika saya mengikuti kelas Matrikulasi di Institut Ibu Profesional. Saya diajak untuk banyak berdialog dengan diri sendiri dan berkontemplasi untuk lebih mengenali diri sendiri dan mencari alasan kenapa Tuhan hadirkan saya di dunia. Iya, menemukan misi hidup yang Tuhan kehendaki ketika menciptakan kita.

Kepercayaan diri saya muncul kembali seiring dengan keyakinan yang terbentuk bahwa setiap manusia adalah spesial dengan mengemban misi spesifik dari Tuhannya. Semangat untuk terus berlajar dan mengembangkan diri untuk menjadi versi terbaik diri tumbuh kembali. Saya mulai menjalani hidup lebih bahagia dan lebih bersyukur dari sebelumnya dan menjalankan peran saya secara sadar diri/ mindfulness, karena saya menemukan apa yang saya cari dan apa yang ingin saya raih dalam hidup ini. Tentunya dengan terus meminta petunjuk Tuhan, Allah, agar selalu menuntun diri ini untuk mampu membaca setiap pesan-Nya. Karena sejatinya, pencarian dan menjalani Misi Hidup adalah perjalanan seumur hidup. 

Selain di Kelas Matrikulasi, saya pun mengembangkan diri di Komunitas IP Bekasi dengan bergabung di Rumah Belajar Literasi dan Bermain Anak. Di Rumah Belajar Literasi, saya mengasah kembali kemampuan menulis yang sudah lama sekali saya tinggalkan. Saya berkesempatan menjadi salah satu kontributor Buletin IP Bekasi. Di sini, Allah juga mewujudkan impian saya untuk memiliki sebuah karya. Saya bersama teman-teman berhasil menerbitkan antologi buku anak yang berjudul Jelajah Dunia Islam yang menembus cetakan sampai 700 eks. Sungguh, karya ini turut berperan meningkatkan rasa percaaya diri saya. Yes, I have another thing to be proud of!

Selain itu, saya juga berkontribusi di Ibu Profesional dengan bergabung menjadi Pengurus Ibu Profesional Bekasi. Memberikan sedikit waktu dan energi agar bermanfaat bagi ibu-ibu di sekitar saya. Bersama dengan pengurus lain melanjutkan roda perjuangan agar banyak ibu-ibu yang mampu menjalankan perannya secara sadar diri dan sadar akan potensinya untuk menjadi versi terbaik diri mereka.

Saat ini, saya, sebagai seorang ibu dan istri, ingin terus belajar dan memantaskan diri agar bisa menjadi ibu dan istri yang baik. Terus belajar agar mampu menjalankan peran sebaik-baiknya sebagai madrasah atau pendidik utama bagi anak saya dan membersamai suami untuk menjalankan misi hidup keluarga kami. 
Setiap anak terlahir HEBAT. Kitalah sebagai orang tua yang harus terus belajar dan memantaskan diri agar Allah ridho mengamankan anak yang HEBAT dari pengasuhan kita.
Terus belajar agar mampu menjalankan peran yang mulia ini dengan ilmu. Dengan memiliki ilmunya, tentunya kita akan mampu membersamai anak dengan percaya diri dan bahagia. Seorang ibu yang mendidik anak dengan percaya diri dan bahagia insyaaAllah akan melahirkan anak-anak yang percaya diri dan juga bahagia akan dirinya. Dan, kelak anak-anak ini akan percaya diri menjalankan misi dan peran peradaban yang Allah amanahkan pada dirinya. Tentunya, dengan bimbingan dan ridho Allah. Tugas kita hanya berikhtyar semaksimal mungkin menjalankan peran ini. Selanjutnya, biarkan Allah dengan takdir terbaiknya yang bekerja. 

Ibu Profesional dengan sarana belajar yang sudah disediakan (sebagai mana disebutkan dalam Piramida Ibu Profesional) menjadi salah satu tempat saya untuk belajar. Salah satunya melalui Institut Ibu Profesional, ya, di Kelas Bunda Sayang ini!

No comments